Kerusakan Usus Penyebab Kegagalan Upaya Pengendalian Malnutrisi

3 min read /
Pertumbuhan & Perkembangan Malnutrisi

Setiap hari, seorang anak di dunia menjadi korban malnutrisi, menunjukan strategi untuk mengatasi masalah ini masih belum membuahkan hasil. Sebuah studi terbaru yang dilakukan University Of Virginia School Of Medicine, University of Vermont dan Pusat Internasional untuk Penelitian Penyakit diare di Bangladesh menyoroti mengapa langkah-langkah pengendalian malnutrisi mengalami kegagalan. Studi ini menemukan bahwa agar efektif, intervensi gizi pada bayi yang kurang gizi, perlu untuk mencegah atau mengobati kerusakan usus akibat infeksi. Penelitian ini kemudian mengambil pendekatan multi-cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada gizi kurang dan infeksi.

Penelitian kolaboratif ini dilakukan di daerah kumuh perkotaan di Dhaka, Bangladesh. Para peneliti mendaftarkan anak-anak dan orang tua mereka sejak lahir. Dua kali seminggu, dilakukan kunjungan rumah untuk melakukan perawatan medis gratis dan memantau pertumbuhan anak. Dengan rasa kecewa, para peneliti menemukan bahwa meskipun telah dilakukan vaksinasi, pengobatan gratis dan perawatan nutrisi, angka stunting tetap meningkat dari 9,5 % pada saat pendaftaran menjadi 27,6 % saat anak berusia 1 tahun.

Untuk menyelidiki penyebab berlanjutnya peningkatan kasus malnutrisi, dilakukan pemeriksaan untuk melihat apakah kerusakan usus akibat infeksi adalah faktor penyebabnya. Pemeriksaan ini sama dengan tes yang dilakukan pada pada anak-anak yang menderita penyakit radang usus di Amerika Serikat. Hasil tes mengonfirmasi kecurigaan para peneliti, dengan hampir setiap anak menunjukkan hasil abnormal. Hal ini menandakan bahwa usus anak-anak ini mengalami kerusakan.

Dr William Petri, Kepala Divisi Penyakit Menular dan Kesehatan Internasional di University of Virginia menyatakan lebih lanjut, "Kami menemukan bahwa semakin lama anak menderita peradangan di ususnya, semakin buruk status gizi mereka, yang menunjukkan bahwa respon sistem kekebalan tubuh mungkin merupakan akar permasalahan malnutrisi dan seharusnya menjadi target pencegahan malnutrisi. "

Untuk pencegahan malnutrisi, para peneliti merekomendasikan langkah-langkah seperti memperbaiki sanitasi dan mengobati infeksi. Selain itu, penting untuk melakukan vaksinasi, akan tetapi para peneliti menemukan bahwa kerusakan usus membuat vaksinasi yang diberikan secara oral tidak efektif. Para peneliti juga menemukan bahwa kesehatan ibu saat hamil, memiliki peran dalam memprediksi apakah seorang anak berusia 1 tahun akan mengalami malnutrisi atau tidak. Implikasi akan hal ini adalah, bahwa saat perawatan pada masa prenatal merupakan salah satu masa potensial untuk intervensi.

Namun, yang membesarkan hati adalah fakta bahwa para peneliti ini berencana untuk melanjutkan upaya tak kenal lelah mereka dalam mengurangi dampak dari infeksi pada kesehatan anak. Mereka bermaksud untuk meneliti jenis – jenis infeksi yang berbahaya bagi usus anak serta memahami bagaimana infeksi ini ditularkan.

Dengan upaya-upaya tersebut, ancaman malnutrisi mungkin dapat dihindari.

Sumber berita : Klik Disini!