Temuan Yang Menarik Tentang Penyerapan Zat Besi Dari Para Peneliti/Pakar

2 min read /
Pertumbuhan & Perkembangan Malnutrisi

Wanita dengan defisiensi zat besi biasanya diobati dengan pemberian zat besi harian sampai kadar hemoglobin darah normal kembali. Namun, apakah perlakuan ini cukup sebagai tindakan pencegahan? Dalam penelitian terbaru, Peneliti dari Swiss menunjukkan bahwa tubuh kemungkinan tidak dapat sepenuhnya menyerap zat besi darisuplemen yang dikonsumsi secara harian. Mereka menemukan bahwa molekul protein dapat menghambat penyerapan zat besi.

Hasil studi ini yang dipublikasikan di Jurnal Darah, mengamati lebih dari 50 wanita muda dengan kadar zat besi rendah namun belum anemia selama 2 hari. Mereka mendapatkan 40mg zat besi setiap hari. Untuk menganalisa penyerapan zat besi, Peneliti menggunakan isotop besi stabil berbentuk tablet dengan peningkatan dosis zat besi-57, zat besi-54 danzat besi-58 sebagai indicator pengukurnya. Alat ini dapat mengukur penyerapan zat besi di jaringan endogen dengan mengamati perubahan rasio isotop dalam tubuh.

Secara fisiologis, hati mulai memproduksi hepsidin, protein kecil yang mengandung 25 asam amino, untuk bereaksi dengan zat besi. Di dalam usus, hepsidin bertanggung jawab untuk mengatur penyerapan zat besi melalui saluran cerna. Peneliti menunjukkan perkembangan hepsidin dan bagaimana konsentrasi hepsidin mempengaruhi penyerapan zat besi dari perubahan dosis yang diberikan.

Level hepsidin mencapai puncak tertinggi setelah 6-8 jam dan mengejutkan, level ini tetap tinggi bahkan sampai setelah 24 jam sejak dosis pertama diberikan. Akibatnya, kondisi ini secara nyata menurunkan penyerapan zat besi sejak dosis kedua. Biasanya suplemen zat besi dosis tinggi dan tidak menimbulkan efek samping. Namun para peneliti menyarankan untuk meningkatkan efisiensi penyerapan zat besi dengan menggunakan dosis yang lebihrendah.

Para peneliti memberikan saran alternative untuk memaksimalkan penyerapan zatbesi. “Untuk meningkatkan persentase zat besi yang diserap, sepertinya akan lebih efektif untuk memberikan jeda lebih lama antara dosis satu dan dosis berikutnya. Para peneliti menyadari keterbatasan dari penelitian ini seperti durasi penelitian yang singkat (2 hari) dan pemilihan subyek penelitian (wanita sehat tanpa anemia). Peneliti ingin mempelajari perilaku konsentrasi hepcidin selama pemberian suplementasi berlangsung beberapa minggu.

Zat besi dalam jumlah besar dapat menimbulkan keracunan dan ternyata hepcidin secara alamiah dapat mengatur penyerapan zat besi. Menurut para peneliti, pola makan untuk mencegah defisiensi besi seperti mengkonsumsi hati, daging, kacang-kacangan dan gandum, sosis dapat menjadi alternatif lain sebagai suplemen/tambahan makanan sumber besi.

Sumber berita: - Klik di sini!