Stunting Masih Malapetaka Bagi Anak-Anak India; Banyak Faktor Yang Berperan

2 min read /
Pertumbuhan & Perkembangan Malnutrisi

Menjadi stunted atau pendek menurut umur tidak sekedar masalah genetic. Meskipun perkiraan global mengenai stunting mencapai 25%, secara statistic data India mencapai 40%, terlepas dari semua kelompok pendapatan. Para ahli menemukan bahwa nutrisi yang buruk dan sanitasi adalah kunci penting yang mempengaruhi stunting pada anak-anak di India.

Global Nutrition Report 2014 menempatkan India di antara daftar 38 negara termasuk negara-negara miskin seperti Sudan, Somalia dan Ethiopia. India telah berinvestasi dalam penyebab kekurangan gizi anak selama beberapa decade sekarang dan sampai batas tertentu menjadi sukses dalam mengurangi kejadian stunting. Namun, India masih akan dihitung di antara negara-negara dengan rendah Produk Domestik Bruto.

Masalahnya, sebagai ahli yang mengamati, tidak hanya karena ketersediaan makanan yang buruk tetapi kurangnya sanitasi dan toilet. Meskipun membuat orang memperbaiki kebersihan adalah hal yang sulit, masalah besar lainnya juga ketidaksetaraan gender untuk menangkal gizi kronis.

Baik itu keadaan kesehatan ibu dan kesejahteraan, apa yang ia makan, kesehatan umum dan paparan kekerasan. "Malnutrisi pada ibu hamil menyebabkan kondisi IMT pra-kehamilan yang rendah dan kenaikan berat badan yang tidak memadai selama kehamilan, bersama dengan defisiensi mikronutrien yang parah. Ini meningkatkan risiko hambatan pertumbuhan dalam kandungan dan berat badan lahir rendah, yang mempengaruhi perkembangan fisik dan intelektual anak ', kata Dr Aparna Hegde, pendiri Mumbai berbasis LSM ARMMAN (Memajukan Pengurangan Angka Kematian dan Kesakitan Ibu, Anak dan Neonatus).

Angka-angkaSurveiKesehatan Nasional Keluargaketigamenemukanbahwalebihdari 36% wanitaantarausia 15-49 tahunmelaporkan BMI kurangdari 18,5 sedangkan di Mumbai, lebih dari 70% dari perempuan anemia.

Stunting tidak hanya masalah penampilan tetapi juga merupakan penanda untuk berbagai masalah perkembangan. Risiko lainnya termasuk wasting (berat badan kurang menurut tinggi badan); perkembangan kognitif rendah; hipertensi, penyakit jantung dan diabetes. Bahkan ekonom pemenang Hadiah Nobel Angus Deaton focus pada stunting di India dan dinamikanya.

Para ahli menemukan bahwa upaya memperbaiki angka stunting harus dilanjutkan. Sebuah contoh yang baik dapat menjadi yang dari Belanda, yang berawal dari negara terpendek di dunia menjadi negara tertinggi dengan bekerja pada gizi dan kebersihan

Sumber berita : Klik Di sini!