Rekomendasi Asupan Vitamin D Saat Ini Tidak Memenuhi Kebutuhan Untuk Menjaga Kesehatan Tulang Yang Optimal
Apakah anak Anda mendapat cukup vitamin dari sinar matahari untuk tulang yang kuat? Bisa jadi tidak! Penelitian di University of Pittsburgh School of Medicine menunjukkan bahwa asupan harian yang direkomendasikan saat ini (600 International Units (IU)) vitamin D untuk anak-anak tidak cukup untuk menjaga kesehatan tulang.
Dipublikasikan dalam Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism, penelitian ini melibatkan 84 anak-anak kulit hitam dan 73 anak-anak kulit putih usia 8 sampai 14 tahun. Para peserta diacak secara random untuk mengkonsumsi 1.000 IU vitamin D3 atau plasebo selama enam bulan. Penilaian awal dan tes darah secara periodic dilakukan untuk memantau kadar 25-hydroxyvitamin D serta penanda lain dari kesehatan tulang.
Penilaian dasar dari semua anak menunjukkan bahwa rata-rata kadar vitamin D adalah sub optimal (kurang dari 20 ng/mL), terutama pada anak-anak berkulit hitam. Hal ini karena kulit gelap menyiratkan konsentrasi melanin yang lebih tinggi di kulit. Kadar melanin yang lebih tinggi di kulit akan memblokir segmen ultraviolet dari sinar matahari, segmen ini merangsang sintesis vitamin D di kulit.
Pada akhir periode suplementasi, tidak hanya biomarker bone turnover yang tidak berubah, bahkan hanya 14% dari anak-anak (dengan kadar vitamin D sub optimal) yang memiliki kadar vitamin D di atas 30ng/mL sedangkan 39% lainnya di bawah 20ng/mL.
Sebagai catatan penutup, Dr. Rajakumar, penyidik utama mengatakan, "Ini mungkin penting untuk meninjau ulang rekomendasi vitamin D, terutama karena vitamin D dosis tinggi yang digunakan dalam penelitian ini adalah aman dan tampaknya tidak menyebabkan efek samping."
Tingkat 25-hydroxyvitamin D darah dianggap sebagai standar emas untuk menilai status vitamin D. Fakta bahwa adanya perbedaan mengenai pedoman untuk kadar vitamin D darah (Institute of Medicine merekomendasikan > 20 ng/mL sedangkan Endocrine Society merekomendasikan 30 ng/mL untuk kesehatan tulang yang optimal) telah menciptakan kesenjangan dalam penelitian.
Sumber berita: - Klik di sini!
If you liked this post you may also like