Konsumsi Omega 3 untuk mengurangi merokok

3 min read /
Pertumbuhan & Perkembangan Malnutrisi

Mereka yang mencoba perlahan-lahan untuk mengurangi merokok seringkali menghadapi masa yang berat untuk bertahan dari keinginan yang kuat untuk merokok. Studi terbaru telah menemukan bahwa mengonsumsi suplemen omega 3 dapat mengurangi keinginan terhadap nikotin dan bahkan menurunkan jumlah rokok yang dihisap sehari.

Studi yang dilakukan menggunakan metode buta ganda, acak, studi terkontrol placebo melibatkan 48 perokok dengan rata-rata usia 29 tahun. Mereka sudah merokok selama sekitar 11 tahun dan memiliki ketergantungan sedang terhadap nikotin.

Hasil dari studi ini diterbitkan di Journal of Psychopharmacology. Populasi studi ini dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok pertama menerima kapsul Omega-3 950, sedangkan yang lain menerima plasebo. Kedua kelompok disarankan untuk mengonsumsi 5 kapsul sehari selama sebulan dan tidak disarankan untuk menghindari merokok selama periode studi. Apabila dijumlahkan, kelompok dilaporkan mengonsumsi lebih dari 94% kapsul.

Level keinginan mengonsumsi nikotin diperiksa menggunakan seri skala meliputi aspek berbeda-beda dari dorongan merokok seperti kekurangan kontrol terhadap tembakau, antisipasi dorongan dan kepuasan dari merokok, dan jumlah rokok yang dikonsumsi setiap hari. Level tersebut diperiksa pada 3 poin, sebelum studi berlangsung, setelah 1 bulan (selama perlakuan) dan setelah 2 bulan (sebulan setelah perlakuan berakhir). Selama pemeriksaan, peneliti meminta peserta untuk menjauhkan diri dari merokok selama 2 jam dan menampakkan mereka kepada hal-hal yang berhubungan dengan rokok untuk mendorong keinginan.

Peneliti menemukan bahwa kedua kelompok tidak melaporkan perubahan dari mulai studi, dimana setelah sebulan, kapsul omega 3 tersebut mengurangi rokok mereka dengan rata-rata dua batang sehari dan dilaporkan pengurangan yang signifikan terhadap kecanduan nikotin. Ketika diperiksa setelah 2 bulan, kecanduan untuk merokok meningkat sedikit pada kelompok omega, tetapi tidak kembali ke level semula. Sebaliknya, kelompok plasebo tidak dilaporkan adanya perubahan signifikan pada keinginan mereka untuk merokok sehari setelah 2 bulan.

Merujuk pada peneliti, merokok berhubungan dengan pengurangan level dari asam lemak esensial, terutama asam lemak omega 3 di otak. Karena penurunan ini, struktur selular dari sel saraf rusak dan proses neurotransmission terinterupsi, terutama pada area yang terkonsentrasi dengan kegembiraan dan kepuasaan. Area ini menjadi penting dalam pembuatan keputusan, mempengaruhi proses perkembangan, pemeliharaan dan kekambuhan dari adiksi dan ketidakmampuan untuk berhenti merokok. Penampakan kronis terhadap produk racun yang berhubungan dengan rokok telah diimplikasi untuk menyebabkan pulmonary progresif dan disfungsi kekebalan dan bahkan karsinogenesis. Penemuan yang menggembirakan dari studi ini menyarankan alternatif yang menjanjikan, aman, dan tidak mahal dibandingkan medikasi lain dimana perokok regular dapat membatasi adiksi mereka dan mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi.

Sumber berita :

http://www.sciencedaily.com/releases/2014/11/141106101903.htm