Karbohidrat, dan Tidak Lemak Jenuh, Meningkatkan Kadar Lipid Darah: Bukti Baru

3 min read /
Pertumbuhan & Perkembangan Malnutrisi

Lemak jenuh selalu dipandang sebagai bagian jahat dari diet dan berperan pada penyakit yang diakibatkan gaya hidup. Baru-baru ini, hasil studi baru di Amerika mencoba menantang pengetahuan yang konvensional ini.

Studi ini menemukan bahwa konsumsi lemak jenuh yang meningkat tidak meningkatkan kadar lemak jenuh dalam darah. Bagaimanapun, peningkatan konsumsi karbohidrat dalam diet berhubungan dengan peningkatan kadar asam palmitoleat, asam lemak yang berhubungan dengan diabetes dan penyakit jantung. Hasil ini dipublikasikan dalam Jurnal PLOS ONE.

Para peneliti merekrut 16 orang dewasa, yang memiliki sindrom metabolik. Sebelum memulai penelitian, para peneliti menghabiskan waktu 3 minggu untuk membentuk diet peserta menjadi diet mengurangi karbohidrat. Mereka kemudian diberi enam paket diet 3 minggu, masing-masing berisi 2.500 kalori dan sekitar 130 gram protein. Diet pertama terdiri dari 47 g karbohidrat dan 84 g lemak jenuh setiap hari. Selanjutnya, rasio karbohidrat-lemak jenuh ditingkatkan sehingga akhirnya diet memiliki 346 g karbohidrat dan 32 g lemak jenuh setiap hari. Pada diet di bagian akhir diberikan 55% dari kalori harian dari karbohidrat yang mirip dengan makanan khas Amerika.

Para peneliti menemukan hasil sebagai berikut pada seluruh kelompok studi:

* Kadar lemak jenuh darah peserta menurun.

* Mereka mencatat penurunan berat badan rata-rata 22 pon (9.97kg).

* Mereka melaporkan perbaikan pada glukosa darah, tekanan darah dan kadar insulin.

* Menariknya, di antara mereka dengan diet tinggi lemak / rendah karbohidrat, kadar asam palmitoleat lebih rendah, sedangkan di kelompok diet tinggi karbohidrat/rendah lemak, kadar asam ini meningkat saat kandungan karbohidrat pada diet ditingkatkan di siang hari.

Untuk menguatkan hasil ini, para peneliti memberi makanan pada sejumlah kecil peserta dengan diet dalam urutan terbalik, pertama dimulai dengan diet tinggi karbohidrat. Mereka menemukan peningkatan kadar asam palmitoleat serupa.

Menurut para peneliti, peningkatan kadar asam palmitoleat menunjukkan bahwa karbohidrat diubah menjadi lemak bukan dibakar sebagai bahan bakar. Sebaliknya, peningkatan lemak dalam makanan dan mengurangi karbohidrat bisa memastikan bahwa tubuh menggunakan lemak jenuh untuk bahan bakar bukan menyimpannya dalam tubuh. Mereka juga menemukan bahwa toleransi individu terhadap karbohidrat akan mengatur kapan lemak akan mulai disimpan saat menjalankan diet tinggi karbohidrat. 

Berbicara mengenai studi dan hubungannya dengan penyakit yang diketahui berhubungan dengan lemak jenuh, peneliti utama Prof. Volek mengatakan, "Studi yang mengukur lemak jenuh dalam darah dan risiko penyakit jantung menunjukkan bahwa terdapat hubungan diantaranya. Memiliki banyak lemak jenuh dalam tubuh bukanlah hal yang baik. Pertanyaannya adalah, apa yang menyebabkan orang menyimpan lebih banyak lemak jenuh dalam darah, atau membran atau jaringan?

Sumber berita: Klik Disini! 

285915.php