SARAPAN, Cara Sehat Menurunkan Berat Badan
Sarapan seringkali dilewatkan dalam ritme kehidupan modern yang serba cepat dan hiruk pikuk ini. Pentingnya sarapan untuk pencegahan obesitas dan kelebihan berat badan telah dipublikasikan oleh sebuah penelitian baru-baru ini. Penelitian ini telah menunjukkan bahwa konsumsi sarapan pada perempuan di akhir usia remaja dikaitkan dengan peningkatan tingkat dopamin di pusat otak. Peningkatan ini dapat membantu menurunkan nafsu makan makanan manis dan makan berlebihan selama sisa hari.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Nutrition Journal, zat kimia dopamin pada otak terlibat dalam mengendalikan rangsangan dan peningkatan kadar dopamin terkait dengan menurunnya nafsu makan dan makan berlebihan. Namun, pada individu yang mengalami obesitas, efek dopamin menjadi tumpul, dan karenanya orang-orang ini membutuhkan jumlah makanan yang lebih besar untuk memuaskan rasa laparnya. Melewatkan sarapan tampaknya menghasilkan efek yang sama.
Dalam penelitian dengan metode crossover-acak ini, peneliti mengikutsertakan 20 remaja perempuan yang kelebihan berat badan, berusia antara 18 dan 20 tahun yang biasanya melewatkan sarapan. Masing-masing mengikuti tiga jenis pola makan 7 hari:
* Pola Pertama - Sarapan 350 kalori dengan jumlah protein normal
* Pola Kedua - Sarapan 350 kalori dengan protein tinggi
* Pola Ketiga - Mereka melewatkan sarapan
Setelah menyelesaikan pola makan 7 hari yang pertama, para remaja perempuan ini memasuki periode “wash-out” selama 7 hari, sebelum memasuki pola makan 7 hari berikutnya. Pada hari ke-7 dari masing-masing pola makan, mereka menjalani penilaian dan pengukuran, termasuk mengisi kuesioner perihal nafsu makan. Para peneliti juga memeriksa sampel darah untuk metabolit dopamin asam homovanillic untuk menilai fluktuasi kadar dopamin.
Mereka menemukan bahwa pola sarapan pertama dan kedua berkaitan dengan berkurangnya nafsu makan makanan manis dan gurih dan kadar metabolit dopamin lebih tinggi. Namun, dibandingkan dengan pola sarapan protein-normal, sarapan tinggi protein menurunkan lebih besar nafsu makan makanan gurih dan kadar metabolit dopamin yang berkelanjutan sampai makan siang. Meskipun penelitian ini dilakukan pada anak perempuan remaja-akhir, para peneliti percaya hasilnya bisa diterapkan pada semua orang dewasa juga.
"Orang-orang mengalami penurunan dramatis nafsu makan untuk makanan manis ketika mereka makan sarapan. Sarapan yang tinggi protein juga mengurangi nafsu makan makanan gurih - atau makanan tinggi lemak -. Di sisi lain, jika melewatkan sarapan, nafsu makan ini terus meningkat sepanjang hari, "kata para peneliti. Mereka menjelaskan temuan ini mengatakan bahwa pelepasan dopamin merangsang perasaan kenyang yang pada gilirannya membantu mengatur asupan makanan.
Tingginya kejadian melewatkan sarapan dan obesitas pada remaja cukup mengkhawatirkan dalam beberapa dekade terakhir. Memahami bagaimana kadar dopamin di otak mempengaruhi nafsu makan dapat membantu para ilmuwan mengembangkan cara yang lebih baik untuk mencegah dan mengobati obesitas di masa depan.
Untuk rincian penelitian: -Klik di sini!
If you liked this post you may also like