Obesitas selama Kehamilan Berhubungan dengan Kejadian Asma pada Bayi

4 min read /
Pertumbuhan & Perkembangan

Wanita obes selama kehamilan memiliki kemungkinan untuk melahirkan anak asma dibandingkan ibu dengan berat badan normal, sebuah penelitian terbaru mengatakan. “Kami menemukan apabila dilakukan perbandingan, anak-anak yang lahir dari ibu dengan berat badan normal, anak-anak dengan ibu yang gemuk atau obes selama kehamilan memiliki kemungkinan 20 – 30% menderita asma,” menurut Dr. Erick Forno, seorang asisten profesor di Children's Hospital of Pittsburgh.

Tim penelitian Forno juga menemukan bahwa peningkatan berat badan berlebih selama kehamilan dihubungnkan dengan peningkatan resiko asma 16% pada anak-anak. “Hasil penelitian ini termasuk studi yang mengevaluasi asma pada anak-anak dengan waktu yang berbeda, yaitu dimulai dari usia dini sampai usia 16 tahun,” menurut Forno. 

Walaupun sudah banyak penelitian yang dipublikasikan menyatakan hubngan antara berat badan ibu ketika hamil dan resiko asma anaknya, belum bisa membuktikan bahwa berat badan ibu merupakan penyebab langsung dari asma anak. 

Bagaimana berat badan seorang ibu dapat berkontribusi terhadap peningkatan resiko asma pada anak belum jelas. “Sangat penting untuk diklarifikasi bahwa studi yang dianalisa tidak secara langsung mengevaluasi mekanisme yang terlibat dalam keadaan ini, jadi kami belum tahu secara jelas bagaimana hubungan ini bekerja,” Forno mengatakan. 

Beberapa faktor dapat terlibat, dia mengatakan. “Kami mengetahui sebagai contohnya bahwa obesitas biasannya mengarah pada inflamasi yang dapat mengkontribusi diabetes atau penyakit jantung, dan kemungkinan inflamasi pada ibu dapat berpengaruh pada perkembangan paru-paru dan saluran udara pada bayi,”Forno mengatakan. 

Atau juga kemungkinan beberapa zat gizi yang dicerna ibu dengan diet yang lebih sehat dapat melindungi keturunannya dari asma, dia mengatakan. “Mekanisme lain dapat berupa factor tertentu yang berhubungan dengan genetic pada ibu yang dapat berpengaruh baik pada obesitas (untuk dirinya) dan pada asma (untuk anaknya). Lebih mungkin terdapat kombinasi dari semua faktor yang memegang peranan,” Forno mengatakan. 

Forno menyatakan bahwa sangat penting semua wanita pada usia produktif menjaga berat badannya, terutama apabila mereka ingin hamil. 

“Sangat penting juga untuk memiliki manajemen berat badan yang baik dan konsumsi nutrisi sehat selama kehamilan, kerena peningkatan berat badan [selama kehamilan] juga meningkatkan resiko asma anak. Ini juga merupakan tambahan kepada manfaat manajemen berat badan dan diet yang sehat”, tambahnya.

Laporan diterbitkan dalam jurnal Pediatrics edisi Agustus 

Studi terdahulu menemukan bahwa obesitas mengarah pada peningkatan resiko asma. Dan diantara anak-anak penderita asma, obesitas mengarah pada berbagai macam penyakit. Telah terjadi peningkatan penyakit dalam asal-usul awal asma anak, kata Forno.

Untuk melihat bagaimana berat badan ibu dapat berhubungan dengan perkembangan asma pada anak-anak, Forno dan timnya melihat 12 publikasi terdahulu yang melibatkan lebih dari 100.000 pasang ibu-anak. 

Resiko untuk memiliki anak dengan asma 36% lebih tinggi untuk ibu yang mengalami obes selama kehamilan dibandingkan dengan ibu berberat badan normal. Penulis penelitian tersebut menyarankan bahwa, untuk ibu yang tidak memiliki sejarah asma, pengaruh obesitas selama kehamilan dapat menjadi lebih kuat  pada apakah seorang anak akan menderita asma atau tidak. 

Terpikir bahwa terdapat sedikit hubungan antara calon ibu yang gemuk dan asma pada keturunannya, hubungannya tidak signifikan secara statistik, menurut studi ini. 

Dr. David Mendez, seorang ahli neonatologi pada Miami Children's Hospital, mengatakan bahwa penelitian ini mennayakan sebuah pertanyaan yang hanya dapat dijawab dengan penelitian lebih lanjut. Penelitian yang akan memerlukan sejarah asma ibu dan paparan bayi terhadap rokok, dibandingkan faktor lain, tambahnya. 

"Studi perbandingan seperti ini akan membutuhkan beberapa tahun untuk dilakukan karena Anda harus menunggu anak-anak untuk tumbuh," kata Mendez, yang tidak terlibat dengan penelitian ini.

"Kita sudah tahu obesitas ibu dan peningkatan berat badan selama kehamilan buruk bagi ibu dan bagi bayi," tambahnya. Kelebihan berat badan dapat menyebabkan bayi lahir rendah berat, kelahiran prematur dan kelahiran sesar.

"Ada alasan jangka pendek mengapa ibu tidak harus mendapatkan berat badan terlalu banyak selama kehamilan, dan sekarang tampak bahwa ada juga mungkin manfaat jangka panjang untuk melakukan hal itu juga," kata Mendez.

Maternal Obesity in Pregnancy, Gestational Weight Gain, and Risk of Childhood Asthma

Erick Forno, Omar M. Young, Rajesh Kumar, Hyagriv Simhan, and Juan C. Celedón

Pediatrics published ahead of print July 21, 2014,

http://pediatrics.aappublications.org/content/early/2014/07/16/peds.2014-0439.abstract

For study details:-Click Here!

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/news/fullstory_147445.html