Faktor Ibu, Bayi dan Rumah-Tangga berhubungan dengan Jenis Makanan Bayi di Negara Berkembang

2 min read /
Pertumbuhan & Perkembangan

Penelitian menghubungkan pola pemberian makan bayi dengan faktor rumah-tangga

Rekomendasi terkini oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) (http://www.who.int/en/)  dan  UNICEF (http://www.unicef.org/) sangat jelas : ibu harus menyusui bayi secara eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan hingga 2 tahun atau lebih serta memperkenalkan makanan pendamping ASI di usia 6 bulan. Namun, banyak ibu-ibu di dunia – hingga 22% di negara berkembang- tidak mengikuti rekomendasi ini, yang berdampak negatif pada kesehatan dan perkembangan bayi. Untuk membantu para pembuat kebijakan di bidang kesehatan masyarakat menghasilkan program pemberian makan bayi yang efektif bagi target populasi yang paling berisiko, sebuah penelitian disusun untuk mengidentifikasi pola antara karkateristik Rumah-Tangga dan jenis makanan yang diberikan kepada bayi. 

Didanai oleh Nestle Nutrition Institute (NNI), studi ini meneliti faktor ibu, bayi dan Rumah-Tangga terkait dengan enam jenis pola pemberian makan yaitu ASI Eksklusif, Non-Asi Eksklusif, Susu Formula, Susu Cair, Non-Susu Cair dan Makanan Padat.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendidikan, status pekerjaan dan berat badan ibu berkorelasi secara signifikan dengan jenis makanan yang diberikan kepada bayi. Penelitian ini juga mampu mengidentifikasi pesan kesehatan masyarakat dan program pemberian makanan bayi yang tepat bagi orangtua. Sebagai contoh, ibu berpendidikan tinggi, ibu bekerja merupakan target terbaik untuk program pemberian ASI Eksklusif, sedangkan program pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia lebih dari satu tahun ditargetkan untuk ibu-ibu dengan pendidikan lebih rendah. (MN)

Jurnal lengkap dapat dibaca di : Frontiers in Pediatrics Journal

http://journal.frontiersin.org/Journal/10.3389/fped.2014.00014/full