3rd Pediatric Nutrition Course for Fresh Graduates Bali 9-11 May 2014
Nutrisi pada awal kehidupan tidak hanya berperan penting bagi tumbuh kembang optimal anak, namun juga kesehatannya di masa kini dan masa depan. Masa kritis terjadi pada 2 tahun pertama dimana terjadi penambahan berat badan yang pesat. Tingginya kebutuhan nutrisi pada masa ini seringkali mengakibatkan malnutrisi saat pemberian makan tidak tepat. Data terbaru menunjukkan angka malnutrisi di Indonesia masih tinggi. Hal ini disebabkan antara lain oleh rendahnya pemberian ASI eksklusif, pemberian MP-ASI yang terlalu dini atau terlambat, rendahnya mutu MP-ASI, dan konsumsi camilan atau susu yang berlebihan.
WHO (2002) merekomendasikan inisiasi menyusu dini pada satu jam pertama setelah bayi lahir, pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan, dan pemberian MP-ASI mulai 6-24 bulan dengan tetap memberikan ASI. ASI mengandung nutrisi lengkap yang diperlukan oleh bayi untuk tumbuh kembangnya. Selain itu, menyusu melatih ketrampilan makan bayi melalui refleks menghisap dan menelan. Karakteristik ASI sangat spesifik dan tidak sama dengan susu sapi. Komposisinya dan jumlahnya berubah setiap waktu menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. ASI juga mengandung komponen imunitas sehingga menurunkan risiko terjadinya penyakit. Kunci sukses pemberian ASI adalah inisiasi menyusu dini, positioning, dan attachment. Pertumbuhan bayi harus dimonitor dengan menggunakan grafik kenaikan berat badan berdasarkan standar WHO. Beberapa factor yang menghambat suksesnya pemberian ASI adalah pre lacteal feeding, ibu bekerja, dan pengetahuan ibu.
Oleh karena itu UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia bekerja sama dengan Nestlé Nutrition Institute menyelenggarakan 3rd Pediatric Nutrition Course for Fresh Graduates di Hotel Mercure Bali, 9-11 Mei 2014. Kegiatan ini berupa pelatihan yang diikuti oleh lulusan baru dokter spesialis anak yang bertujuan untuk meng-up date ilmu nutrisi pada anak. Acara ini dihadiri oleh 38 orang dokter anak dari wilayah Indonesia Timur lulusan Universitas Airlangga Surabaya, Universitas Brawijaya Malang, Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Sam Ratu Langi Manado, dan Universitas Udayana Denpasar.
Acara ini dibuka oleh Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, SpA(K) sebagai ketua panitia, Dr. Badriul Hegar, SpA(K) sebagai ketua PP IDAI, dan Dr.dr. I Wayan Bikin Suryawan, SpA(K) sebagai ketua IDAI Cabang Bali. Disampaikan dalam sambutan tersebut, data terakhir mengenai status nutrisi anak balita di Indonesia. Underweight, stunting dan overweight masih menjadi masalah besar dan jumlahnya bertambah setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan pemberian makan pada bayi yang tidak sesuai. Padahal menurut dr.Damayanti, makanan yang tepat pada 1000 hari pertama bukan hanya mendukung tumbuh kembang yang optimal, namun juga mencegah terjadinya penyakit di masa depan.
Selain dr.Damayanti, fasilitator lain dalam pelatihan ini adalah dr.Sri S Nasar, SpA(K), dr.Aidah Juliaty A Baso, SpA(K), dr.Titis Prawitasari, SpA(K), dr.Julius Anshar, SpA(K), dr.Gusti Lanang, SpA(K), dan dr.Endang DL, SpA(K). Materi dalam pelatihan ini mengenai pemberian makan pada bayi, meliputi ASI eksklusif, pengganti ASI, dan makanan pendamping ASI. Peserta diajak mendiskusikan berbagai kasus malnutrisi dan penanganannya pada bayi.
Diharapkan setelah acara ini peserta mendapatkan ilmu nutrisi pada bayi yang aplikatif untuk digunakan dalam praktek sehari-hari. Pemahaman ilmu ini dapat diteruskan pada rekan sejawat di daerah masing-masing untuk mendukung perbaikan status nutrisi bayi Indonesia.
If you liked this post you may also like