Pola Pemberian Makan dan Kebiasaan Beraktivitas Saat Bayi Diduga Dapat Meningkatkan Risiko Obesitas Pada Anak di Kemudian Hari
Sebagian besar orang tua dalam sebuah studi terbaru, melaporkan beberapa perilaku pemberian makan dan beraktivitas pada bayi yang diyakini dapat meningkatkan risiko obesitas anak di kemudian hari. Studi ini menemukan bahwa banyak dari prilaku "obesogenic" ini sangat umum ditemukan di antara semua orang tua, terlepas dari ras atau etnis mereka. Orang tua berkulit hitam cenderung menidurkan anak dengan sebotol minuman dan sembari menonton TV, sementara orang tua Hispanik lebih mungkin mendorong anak-anak untuk menyelesaikan makanannya dan melaporkan lebih sedikit "tummy time" - ketika bayi bermain sambil tertelungkup sementara orangtua mengawasi.
"Hasil penelitian dari populasi bayi yang cukup besar - terutama yang memiliki tingkat menonton televisi yang cukup tinggi - mengajarkan kepada kita bahwa kita harus mulai program pencegahan obesitas sejak dini," kata Eliana Perrin M., MD, MPH, penulis utama studi ini, profesor pediatri di University of North Carolina School of Medicine dan UNC - Chapel Hill wakil kanselir asosiasi untuk penelitian. Studi ini akan diterbitkan dalam jurnal Pediatrics edisi April 2014.
Penelitian Greenlight ini, merupakan percobaan pencegahan obesitas yang berlangsung di empat pusat kesehatan : UNC, New York University, Vanderbilt University dan University of Miami. Sekitar 863 orang tua berpenghasilan rendah dengan berbagai latar belakang (50% hispanik, 27% berkulit hitam dan 18% berkulit putih). Sebagian besar orang tua dalam sampel (86 %) memiliki Medicaid.
Di antara semua orang tua, perilaku yang dianggap terkait dengan obesitas di masa depan, sangat lazim ditemui. Prevalensi pemberian susu formula secara eksklusif (45%) adalah dua kali lipat lebih banyak dari prevalensi ASI eksklusif (19%). Sebanyak 12% bayi sudah diperkenalkan makanan padat, 43% bayi tidur dengan botol, 23% mendapat botol yang disangga bukannya memegang botol dengan tangan (yang dapat menyebabkan overfeeding), 20% selalu memberi makan bayi saat bayi menangis, dan 38% selalu berusaha untuk membuat anak-anak mereka untuk menghabiskan susunya.
Sebagai tambahan, 90% bayi yang terekspos televisi dan 50% aktif menonton TV (yang berarti orang tua menempatkan anak-anak mereka di depan televisi untuk menonton).
"Apa yang diajarkan oleh penelitian ini adalah bahwa kita bisa berbuat lebih baik. Sementara kita tidak tahu penyebab pasti obesitas, keluarga dari semua ras dan etnis membutuhkan konseling awal untuk menjalani kehidupan sehat. Konseling itu harus disesuaikan dengan budaya masing-masing, dan kami berharap penelitian kami menyoroti cara terbaik untuk melakukannya," kata Dr Perrin, seorang dokter anak.
Racial and Ethnic Differences Associated With Feeding- and Activity-Related Behaviors in Infants Eliana M. Perrin,Russell L. Rothman,Lee M. Sanders,Asheley C. Skinner,Svetlana K. Eden,Ayumi Shintani,Elizabeth M. Throop,and H. Shonna Yin Pediatrics peds.2013-1326; published ahead of print March 17, 2014
http://pediatrics.aappublications.org/content/early/2014/03/11/peds.2013-1326.abstract
Penelitian lebih lanjut, bisa di klik di tautan berikut ini :
If you liked this post you may also like

Bagaimana cara membuat pola makan anak lebih sehat dan berkelanjutan?

ESPGHAN 2023 - Dampak Positif Nutrisi Berbasis Makanan Nyata pada Anak dengan Gangguan Pencernaan

Pentingnya Memperhatikan Nutrisi Sehat dan Berkelanjutan bagi Anak-Anak

Jenis Persalinan dan Mikrobiota Usus Bayi - Sectio Caesaria atau Per Vaginam