Mengapa Bayi dengan ASI Eksklusif PINTAR?
Penelitian menunjukan bahwa anak yang mendapat ASI Eksklusif memiliki skor IQ yang lebih tinggi serta memiliki prestasi sekolah yang lebih baik. Meskipun demikian mekanisme dibalik kondisi ini belum diketahui secara pasti. Namun kini sebuah penelitian terbaru menunjukan adanya peran dari dua kategori pengasuhan selama periode ASI eksklusif yang mungkin berperan penting dalam aspek perkembangan kognitif ini. Tingkat responsivitas anak yang mendapatkan ASI lebih baik pada materi pelajaran matematika dan membaca. Membacakan cerita secara intens pada bayi di usia sebelum 9 bulan juga terbukti secara signifikan meningkatkan kesiapannya untuk bersekolah (school readiness)
Selama bertahun tahun sudah banyak penelitian yang menunjukan bahwa bayi dan anak yang mendapatkan ASI memiliki skor IQ dan prestasi sekolah yang lebih baik. Namun penelitian yang menunjukan secara jelas mekanisme dari efek menguntungkan ini belum banyak dan masih terbatas pada argumentasi dan dugaan atau hipotesis.
Apakah kondisi ini dipicu oleh faktor ikatan emosional ibu-anak, ingredient pada ASi itu sendiri atau ada faktor lain?
Sebuah penelitian terbaru dari kelompok sains sosiologi dari Brigham Young University (BYU) menunjukan bahwa adanya peran dua faktor kunci terkait parenting skills yang menjadi sumber perkembangan kognitif: Respon terhadap tanda emosi anak dan Membacakan cerita kepada anak di usia 9 bulan atau lebih awal. Ibu yang menyusui cenderung lebih sering melakukan dua hal tersebut, menurut peneliti dan penulis Ben Gibbs.
Gibbs mempublikasikan penelitian tersebut bersama rekan professor dari BYU Prof. Renata Forste pada edisi Maret - The Journal of Pediatrics. Berdasarkan analisis mereka, perbaikan dan perkembangan pesat dalam aspek sensitivitas tanda tanda emosi serta waktu pertama kali anak membaca memberi peluang 2-3 bulan waktu lebih banyak bagi perkembangan kognitif anak di usia nya yang ke 4 tahun. Artinya anak yang mendapatkan ASI memiliki kesempatan 2-3 bulan lebih banyak dan lebih berarti dalam perkembangan otak, dinilai dari aspek hasil tes matematika dan evaluasi membaca (math and reading readiness assessments).
Penelitian dari BYU ini menggunakan data nasional dan mengikutkan 7500 ibu dan anak mereka sejak lahir hingga berusia lilma tahun. Data yang dikumpulkan kaya akan informasi mengenai kondisi lingkungan, status dan pola pengasuhan di rumah, durai, intesitas dan kualitas pengasuhan serta seberapa sering orang tua terutama ibu membacakan cerita kepada anaknya. Sebagai tambahan, setiap ibu yang direkrut pada penelitian ini juga berpartisipasi dalam aktifitas rekaman kegiatan harian mereka bersama proses interaktif dengan anak.
Hasil penelitian ini memperoleh ulasan editorial dari child development expert Sandra Jacobson ari Wayne State University School of Medicine. Dia mengungkapkan bahwa anak anak yang mendapat ASI selama 6 bulan atau lebih dalam penelitian ini menunjukan prestasi sekolah yang prima karena mereka juga mendapatkan praktik pengasuhan yang optimal dari orang tua
"Gibbs dan Forste menemukan bahwa membacakan cerita setiap hari pada bayi sejak berusia 9 bulan dan merespon tanda tanda sensitive emosional mereka merupakan predictor signifikan terhadap kunsi kesiapan anak dalam memasuki dunia sekolah di usia 4 tahun. " ungkap Jacobson.
Peneliti dari BYU juga mengelularkan catatan penting mengenai anak anak yang datang dari keluarga berisiko seperti anak dari keluarga yang diasuh orang tua tunggal, mereka tidak memiliki kesempatan untuk pendapatkan pola dan kualitas pengasuhan yang memadai sehingga berpegnaruh terhadap dua parameter perkembangan yang dievaluasi pada penelitian ini. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa oran gtua dengan tingkat pendidikan yang rendah sering mengabaikan aspek interkasi ibu-anak dan pentingnya pola pengasuhan sehingga aspek perkembangan kognitif dari dua parameter kunci penelitian ini juga terlewatkan.
Untuk mendapatkan hasil lengkap dan review penelitian ini, silahkan akses di tautan berikut:
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0022347613012432
For study details: http://www.sciencedaily.com/releases/2014/02/140226155645.htm
If you liked this post you may also like

Bagaimana cara membuat pola makan anak lebih sehat dan berkelanjutan?

ESPGHAN 2023 - Dampak Positif Nutrisi Berbasis Makanan Nyata pada Anak dengan Gangguan Pencernaan

Pentingnya Memperhatikan Nutrisi Sehat dan Berkelanjutan bagi Anak-Anak

Jenis Persalinan dan Mikrobiota Usus Bayi - Sectio Caesaria atau Per Vaginam