Paparan Dini terhadap Kacang dapat Menurunkan Risiko Munculnya Alergi
Prevalensi alergi kacang pada anak-anak di negara barat menjadi dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Disamping itu, kasus alergi kacang kini mulai banyak ditemukan di negara-negara Afrika dan Asia.
Dengan pemikiran ini, sebuah studi baru oleh George Du Toit dkk. Telah mengevaluasi apakah tetap mengkonsumsi kacang atau menghindari kacang yang paling efektif dalam mencegah munculnya alergi kacang pada bayi berisiko tinggi.
Dalam penelitian ini, 640 bayi (subyek) dengan eksimberat, alergi telur, atau keduanya diacak untuk mengkonsumsi atau menghindari kacang hingga usia 60 bulan.
Kemudian, setiap kelompok akan dibagi menjadi dua sub-kelompok, satu berisi kelompok bayi dengan hasil awal tes tusukan ( prick test) negative terhadap alergi kacang dan yang lainnya dengan hasil awal tes positif. Pada usia 60 bulan, prevalensi alergi kacang adalah masing-masing 13,7% dan 35,3% pada kelompok yang menghindari kacang, serta masing-masing 1,9% dan 10,6% pada kelompok yang konsumsi kacang.
Hasil ini menunjukkan bahwa pengenalan dini terhadap kacang, secara signifikan mengurangi frekuensi munculnya alergi kacang pada anak-anak yang berisiko tinggi serta memodulasi respon imun anak terhadap kacang.
Untuk keterangan lebih lanjut, Anda dapat membaca artikel lengkap di: