Mikrobiota Dalam Usus Bayi Dapat Menentukan Kecenderungan Bayi Untuk Alergi

2 min read /
Alergi Pertumbuhan & Perkembangan Mikrobiota Usus Malnutrisi

Menyusui dan faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi kecenderungan bayi untuk alergi

Para peneliti dari seluruh dunia telah menemukan bahwa mikrobiota dalam usus kita serta beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangannya, merupakan jendela untuk menilik status kesehatan kita di masa depan kita. Sekarang, para peneliti dari rumah sakit Henry Ford, dalam penelitian terbaru mereka, menemukan bahwa menyusui adalah salah satu factor penentu terkuat yang dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh bayi dan kerentanan bayi terhadap alergi dan asma.

Studi yang akan dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Academy of Allergy, Asthma & Immunology, mengevaluasi data kelompok lahiran kohort (birth cohort) dari WHEALS (Wayne County Health, Environment, Allergy and Asthma Longitudinal Study). Dalam 6 studi yang berbeda, para peneliti mempelajari factor ibu, lingkungan, dan perilaku yang berbeda serta efeknya pada mikrobio tadi usus bayi dan kemungkinan bayi terkena alergi maupun asma. Para peneliti mengevaluasi sampel tinja bayi usia 1 bulan dan 6 bulan dan juga memperhitungkan status menyusui mereka. Pengaruh mikrobiota usus pada pengembangan sel T-regulator (T-reg) juga dievaluasi.

Peneliti menemukan bahwa ASI, cara persalinan, status sebagai anak pertama, kadar endotoksin dari hewan peliharaan dan polusi, dapat memodulasi risiko alergi. Bayi yang diberi ASI memiliki komposisi mikrobiota yang paling baik. Peneliti juga menemukan bahwa komposisi mikrobiota usus terbukti berhubungan dengan banyaknya jumlah sel T-reg.

Sehubungan dengan hasil penelitian tersebut, peneliti utama dr. Christine Cole Johnson mengatakan, "Penelitian ini memberitahu kita bahwa paparan terhadap bakteri dari lingkungan yang lebih sering dan lebih beragam serta pola tertentu dari bakteri usus, dapat meningkatkan perlindungan sistem kekebalan tubuh terhadap alergi dan asma."

Kesimpulannya, para peneliti percaya bahwa alergi bisa menjadi indikasi adanya perubahan dalam ekosistem mikrobiota usus bayi dan bahkan adanya penyakit kronis pada orang dewasa. Selain itu, dengan mengidentifikasi jenis bakteri yang terlibat dalam memodulasi risiko alergi, kita dapat menggurangi risiko alergi dengan mengontrol factor makanan maupun lingkungan.

Sumberberita :-Klikdisini!

http://www.henryford.com/body.cfm?id=46335&action=detail&ref=2194