Scientific Evidence on The Management of Healthy Gastrointestinal Tract

2 min read /
Alergi Pertumbuhan & Perkembangan Mikrobiota Usus
Scientific Evidence on The Management of Healthy Gastrointestinal Tract

Dengan mengangkat tema “Scientific Evidence  on The Management of Healthy Gastrointestinal Tract”, NNI dan Departemen FKUI bekerja sama mengadakan mini lecture pada 28 Agustus 2014 di aula FKUI-RSCM, Jakarta. Acara yang dihadiri tidak kurang dari 130 peserta ini mengundang Prof. Yvan Vandenplas, MD, PhD sebagai pembicara dari Departemen Anak Universitas Brussel dan Dr. Rina Agustina, MSc, PhD dari Departemen Gizi FKUI-RSCM, Jakarta. 

Prof. Yvan menyampaikan materi berjudul “Probiotics in infant formula and partial hydrolysate in term infants”. Dalam presentasinya, beliau menyampaikan bahwa ASI merupakan sumber mikrobiota, dan hal ini sudah diketahui sejak tahun 70-an. Pada saat bayi tidak mendapatkan ASI, bayi tetap berhak mendapatkan yang nutrisi yang baik. Penelitian menunjukkan, karakteristik mikrobiota bayi yang diberi formula tanpa probiotik memiliki kadar bifidobakteri yang lebih rendah, serta kadar E.coli dan Bacteroides lebih tinggi dibanding bayi ASI (Harmsen 2000). Penelitian lain juga menunjukkan peran probiotik terhadap penurunan kejadian penyakit pernapasan, kolik, dan konstipasi. 

Prof. Yvan juga menyampaikan meningkatnya angka kejadian alergi setiap tahun. Pada bayi, penyebab alergi utama adalah alergi protein susu sapi. Telah dilakukan penelitian independen pada lebih dari 2000 bayi dalam GINI studi (German Infant Nutritional Intervention) yang diikuti selama 10 tahun. Intervensi dilakukan dengan menggunakan formula standar, formula whey terhidrolisis parsial (pHW), dan formula whey (eHF-W) dan kasein terhidrolisis ekstensif (eHF-C) selama 16 minggu pertama kehidupan. Bayi dengan formula whey terhidrolisis parsial (pHF-W) dan kasein terhidrolisis ekstensif (eHF-C) menunjukkan penurunan risiko terjadinya dermatitis dibandingkan dengan formula standar. Studi lanjutan menunjukkan efek pencegahan terjadinya manifestasi alergi selama 10 tahun. Dengan manfaat yang sama terhadap pencegahan alergi primer, formula terhidrolisis parsial lebih cost effective dibandingkan dengan formula terhidrolisis ekstensif. 

Sementara itu, Dr. Rina Agustina membahas peran probiotik dengan judul presentasi “Scientific Evidence on The Role of Probiotic for The Prevention of Gastrointestinal Infections and Other Health Outcomes”. Angka kejadian diare dan infeksi pernapasan pada balita di Indonesia cukup tinggi. Penelitian menunjukkan efek penggunaan probiotik L.reuteri menurunkan kejadian diare terutama pada anak-anak dengan status gizi rendah. Konsumsi susu dengan L.reuteri  juga memiliki efek positif terhadap pertumbuhan berupa peningkatan berat badan dan tinggi badan yang lebih banyak dibandingkan kelompok yang mengonsumsi susu standar.