Probiotik pada Kehamilan dan Menyusui
Menurut Dr.Noroyono Wibowo, SpOG (K), pada hakikatnya manusia dibuat dari saripati tanah, di mana tanah mengandung sangat banyak bakteri. Oleh sebab itu, bakteri ada di hampir seluruh bagian tubuh manusia. Saluran gastrointestinal juga mengandung berbagai macam bakteri. Manusia tidak akan dapat hidup tanpa bakteri, virus, bahkan jamur. Semua berperan dan menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak masa kehamilan dan seterusnya.
Dalam acara Lunch Symposia PIT POGI ke-21 yang diselenggarakan di Denpasar Bali 28-30 Agustus 2014 lalu, Beliau menyampaikan materi mengenai probiotik pada kehamilan dan menyusui. Disampaikan juga bahwa pada setiap jenis makanan yang kita makan juga mengandung bakteri. Dalam setiap jenis sayuran dan buah terkandung berbagai jenis bakteri dengan strain yang berbeda. Semakin beragam sayur dan buah yang kita makan, maka semakin beragam pula bakteri yang masuk ke dalam tubuh kita.
Sepanjang siklus hidup manusia, karakteristik bakteri berubah-ubah. Saat lahir hingga dewasa, manusia mengalami perkembangan mikroflora usus. Cara kelahiran memengaruhi perkembangan mikrobiota usus. Pada masa neonatus inilah bayi diperkenalkan oleh bakteri baik dan jahat yang kemudian berkembang hingga masa dewasa. Kolonisasi mikrobiota ini dipengaruhi oleh cara kelahiran, pemberian nutrisi awal, dan tempat kelahiran.
Bakteri baik sangat penting perannya dalam metabolism tubuh, misalnya memproduksi short chain fatty acid, memproduksi vitamin K yang diperlukan untuk homeostasis, pencegahan kolonisasi bakteri patogen, juga memperbaiki imunitas tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian mikroba pada seseorang dapat merubah pola keragaman mikrobiota yang ada pada tubuh seseorang. Pemberian probiotik pada seseorang menurunkan keragaman mikrobiota usus sehingga sistem imun tubuhnya tidak bekerja sekeras jika keragamanan mikrobiota ususnya sangat besar.
Pemberian probiotik pada seseorang hendaknya disesuaikan dengan tujuannya karena probiotik bersifat strain spesifik. Seperti misalnya, jika kita ingin meningkatkan interleukin 10 makan yg dipilih jenis probiotik Lactobaciluus GG dan jika ingin meningkatkan SCFA maka dapat menggunakan Bifidobakterium. Perbandingan klaim harus dalam dilakukan dalam strain probiotik yang sama, dosis yang sama, dan formulasi yang sama. Karena meskipun dua probiotik berasal dari genus yang sama dengan strain yang berbeda dapat memberikan dampak yang berbeda pada tubuh.
Lebih spesifiknya pada ibu hamil dan menyusui terdapat beberapa penelitian yang memperlihatkan pentingnya asupan probiotik seperti misalnya asupan probiotik pada masa kehamilan dapat menurunkan terjadinya pre-eklampsi. Tidak berhenti disana,risiko eksim atopi pun dapat menurun pada bayi yang lahir dari ibu yang mengkonsumsi probiotik pada masa kehamilannya.
Pentingnya menjaga keseimbangan mikroflora saluran cerna, salah satunya dengan asupan probiotik yang dimulai sejak masa kehamilan dapat membantu menghindarkan kita dari hal negatif seperti penyakit yang memiliki hubungan dengan disbiosis seperti yang dijelaskan di atas.