Gaya Hidup Sehat Memperpanjang Masa Hidup

4 min read /
Malnutrisi

Umur panjang, berterimakasihlah pada buah-buahan, gaya hiduop aktif, membatasi alcohol, dan tidak merokok. Ini adalah kesimpulan dari study oleh dokter-dokter kesehatan masyarakat di Zurich University yang mendokumentasikan hal ini untu pertama kali mengenai dampak dari factor perilaku dalam angka ekspektasi usia hidup. Hasilnya dapat digunakan dalam pencegahan dan konseling kesehatan pada perawatan primer.

Penyakit jantung, kanker, diabetes, dan gangguan pernafasan kronis – kejadian dari penyakit non-communicable meningkat secara konstan di negara-negara industry.  Federal Office of Public Health (FOPH), sebelumnya melakukan proses perkembangan strategi dengan pandangan untuk meningkatkan kompetensi kesehatan mayarakat dan mendorong perilaku yang lebih sehat. 

Perhatian ditujukan pada factor resiko utama untuk penyakit ini yang berhubungan dengan perilaku seseorang, seperti tembakau, merokok, makanan yang tidak sehat, kegiatan fisik yang kurang, dan konsumsi alcohol yang berlebihan. 

Sebaliknya Private Docent Brian Martin dan koleganya dari Institute of Social and Preventive Medicine (ISPM) di Zurich University telah memeriksa efek dari empat factor ini – baik factor indibidu maupun gabungan – pada angka arapan hidup. Pada kali pertama konsekuensi dari gaya hidup tidak sehat dapat digambarkan dalam angka. Seseorang yang merokok, minum-minuman beralkohol secara berlebihan, tidak beraktifitas fisik, dan diet tidak sehat meningkat 2.5 kali resiko mrtalitasnya dalam pengertian epidemiologi dibandingkan individu yang memperhatikan kesehatannya. Atau untuk membuatnya lebih baik : “Gaya hidup sehat dapat membantu anda untuk menjadi 10 tahun lebih muda”, menurut penulis utamanya Eva Martin-Diener. 

Analisis Data dari Swiss Cohort

Untuk study ini, peneliti menggunakan data dari Swiss National Cohort (SNC). Dokter kesehatan masyarakat  Zuric memfokuskan pada penyakit kardiovaskuler dan kanker sebagai penyebab utama kematian di Switzerland. Peneliti mendapatkannya dengan mengkorelasi data dari konsumsi tembakau, aktivitas fisik dan konsumsi alkoohol dari 16.721 peserta berusia Antara 16 dan 90 dari tahun 1977 sampai 1993 dengan koresponden meninggal sampai tahun 2008. Dampak dari 4 faktor perilaku masih visible ketika factor resiko biologi seperti berat badan dan tekanan darah juga diteliti. 

“Efek dari factor individu masing-masing dari harapan hidup relative tinggi”, menurut Eva Martin-Diener. Tetapi merokok menjadi yang paling berbahaya. Dibandingkan dengan kelompok yang bukan perokok, perokok memiliki resiko 57% lebih tinggi untuk meninggal lebih cepat. Dampak dari diet tidak sehat, tidak cukup olahraga, dan konsumsi alcohol menghasilkan resiko martalitas sekitar 15% untuk setiap faktornya. “Kami sangat terkejut dengan 2,5 kali lipat risiko lebih tinggi ketika keempat faktor risiko digabungkan”, terang Brian Martin. Oleh karena itu, kemungkinan seorang pria 75 tahun dengan semua faktor risiko, yang bisa hidup sepuluh tahun berikutnya adalah, misalnya, 35%, tanpa faktor risiko 67%,  untuk wanita persentasenya adalah 47% dan 74% masing-masing. 

Dampak yang muncul di kemudian hari 

Menurut Martin gaya hidup tidak sehat seperti disebutkan di atas memberikan dampak jangka panjang. Sedangkan konsumsi tinggi anggur, rokok, diet yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik hampir tidak memiliki efek pada mortalitas di antara 45 sampai 55 tahun, karena efeknya baru terlihat pada usia 65-75 tahun. Probabilitas seorang pria 75-tahun dengan tidak memiliki empat faktor risiko yang masih hidup sepuluh tahun berikutnya adalah 67 persen, persis sama dengan risiko perokok yang sepuluh tahun lebih muda, tidak berolahraga, makan tak sehat dan banyak mengonsumsi alkohol.

Para dokter kesehatan masyarakat menggambarkan ketergantungan harapan hidup dan empat perilaku berisiko untuk kelompok usia dalam apa yang dikenal sebagai grafik pertahanan hidup. Dampak dari faktor-faktor risiko individu dan efek gabungan mereka pada kematian yang  terlihat sekilas. "Di masa depan, dokter akan dapat merujuk pada grafik sederhana ketika memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien mereka dalam perawatan primer," komentar Eva Martin-Diener dengan yakin. "Selain itu, mereka juga mungkin penting bagi diskusi politik strategi pencegahan untuk NCD."

(Eva Martin-Diener, Julia Meyer, Julia Braun, Silvan Tarnutzer, David Faeh, Sabine Rohrmann, Brian W. Martin. The combined effect on survival of four main behavioural risk factors for non-communicable diseases. Preventive Medicine, 2014;)

http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0091743514001893

untuk keterangan lebih lanjut bisa dilihat di tautan berikut :

http://www.sciencedaily.com/releases/2014/07/140708092131.htm