Diet Buruk Meningkatkan Prevalensi Asma
Diet buruk serta peningkatan konsumsi makanan olahan, berlemak dan gula rafinasi dapat menyebabkan p eradangan dalam tubuh dan hasilnya berkontribusi terhadap peningkatan prevalensi asm a, sebagaimana ungkap para peneliti. Para peneliti mengamati nilai Dietary Inflammation Index (DII) pada orang yang mengidap asma dibandingkan dengan orang sehat untuk meng hubung k an indeks risiko asma, fungsi paru-paru dan peradangan sistemik.
99 orang pengidap asma stabil dan 61 kontrol sehat sebagai subyek studi. Fungsi paru diuji melalui tes darah dan spirometri, kemudian dan nilai DII mengacu berdasarkan kuesioner frekuensi makanan pada subyek. "Konsumsi makanan pemicu inflamasi dapat berkontribusi pada status asma” kata Lisa Wood, Kepala Bagian Program Nutrisi di Pusat Penyakit Asma dan Saluran Pernapasan, Universitas New Castle di New South Wales. Nilai rata-rata indeks penderita asma ditemukan lebih besar daripada kontrol yang sehat. Indikasinya adalah bahwa diet pada penderita asma lebih pro- inflamasi dibandingkan dengan kontrol dan untuk setiap peningkatan unit dalam skor indeks terjadi kenaikan kesempatan terinfeksi asma sebesar 62%. Fungsi paru-paru juga ditemukan memiliki hubungan yang signifikan dengan skor indeks, dengan penurunan sekitar 10 % pada sepertiga pasien dengan nilai indeks tertinggi, dibandingkan dengan sepertiga pasien dengan nilai indeks terendah.
Sebuah indikator peradangan lebih lanjut menunjukkan tingkat inflamasi penanda interleukinpositif berhubungan dengan nilai indeks. Rata-rata nila indeks berkaitkan dengan penurunan fungsi paru-paru dan radang sistemik yang lebih besar. "Diet yang biasa dikonsumsi oleh penderita asma dalam penelitian ini adalah pro-inflamasi relatif terhadap makanan yang dikonsumsi oleh kontrol yang sehat, sebagaimana dinilai menggunakan skor DII , " kata Lisa.
"Rata-rata indeks DII berhubungan dengan fungsi paru-paru lebih rendah dan peningkatan peradangan sistemik” tambahnya . "Oleh karena itu , konsumsi makanan pro-inflamasi dalam diet dapat berkontribusi pada status asma”. Para peneliti kini merancang lebih banyak studi untuk melihat bagaimana komponen makanan mengurangi peradangan dan hasil klinis asma, misalnya serta makanan dan antioksidan.Indeks ini dikembangkan pada tahun 2009 di University of South Carolina, dan itu divalidasi untuk menilai potensi inflamasi diet individu.
Sumber : http://www.nursingtimes.net/Journals/2014/04/08/n/d/b/TSANZASTHMAABSTRACTS.pdf
Untuk studi lebih lanjut dapat di klik di tautan berikut : http://www.nursingtimes.net/nursing-practice/clinical-zones/nutrition/poor-diets-boosting-inflammation/5069774.article