Penelitian Baru Perkuat Hubungan antara Aspek Diet, Diabetes dan Demensia
Rangkuman dari “Oral glycotoxins are a modifiable cause of dementia and the metabolic syndrome in mice and humans” dipublikasikan pada Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS) February 24, 2014
Diet memiliki peran dalam berbagai kondisi kesehatan, namun sebuah studi baru telah memperkuat pemahaman peneliti tentang hubungan antara makanan yang kita makan dan penyakit kronis seperti demensia dan diabetes. Penelitian baru menyatakan bahwa senyawa yang ditemukan secara alami dalam makanan memperlihatkan hubungan ini bersama-sama. Studi yang dipublikasikan secara online dalam jurnal PNAS, melibatkan lebih dari 90 orang dewasa selama sembilan bulan untuk melihat bagaimana kemampuan mental mereka dipengaruhi oleh jumlah dari senyawa tersebut-dikenal sebagai produk akhir glikasi, atau AGEs (Advanced Glycation End-Products)-dalam tubuh. Temuan menunjukkan hubungan antara AGEs dan perkembangan demensia di kemudian hari.
"Hanya mereka yang memiliki kadar AGEs yang sangat tinggi dalam serum mereka, yang ternyata menjadi orang-orang yang mengkonsumsi diet yang sangat kaya AGE, mengembangkan perubahan kognitif, dan bersama dengan itu dikembangkan penekanandaya tahan tubuh host," dikatakan oleh Dr Helen Vlassara, profesor geriatri di Sekolah Kedokteran Mount Sinai Hospital's Icahn.
Pertahanan Blok Senyawa Tubuh
Para peneliti berpikir bahwa AGEs dengan kadar tinggi dalam darah dan jaringan menghalangi enzim yang mengontrol banyak fungsi tubuh, termasuk yang terkait dengan otak, sistem kekebalan tubuh, dan hormon. Enzim yang disebut SIRT1 inijuga rendah pada orang dengan penyakit otak atau penyakit metabolik, sepertipenuaan yang terkait dengan demensia dan diabetes.
Tidak seperti banyak zat yang membahayakan tubuh, AGEs terbentuk secara alami dari reaksi gula dengan protein, lemak, atau asam nukleat.
"Pada kadar tinggi mereka dapat merusak sel-sel itu sendiri atau asam nukleat dan mereka dapat memicu peradangan." kata Vlassara. "Seluruh proses akhirnya dapat menyebabkan berbagai penyakit dari waktu ke waktu, dari pre-diabetes sampai penyakit jantung, sampai penyakit ginjal dan penyakit saraf."
Diet adalah Sumber Utama dari Senyawa
Hingga 10 atau 15 tahun lalu , AGEs sebagian besar dikenaluntuk muncul pada orang dengan diabetes, karena semakin tinggi kadar gula darah berhubungan dengan kondisi mudahnya dalam tubuh mereka terbentuknya formasi AGE.
Jumlah AGEs yang dibuat dalam tubuh, bagaimanapun, adalah relatif lebih rendah dibandingkan jumlah yang kita ambil dari luar." Sumber terbesar dari zat ini saat ini adalah dari lingkungan, yaitu, makanan kita." kata Vlassara.
Makanan dengan jumlah lebih tinggi dari AGEs cenderung berkaitan dengan diet Barat, seperti daging dan makanan tinggi lemak dan gula. Memasak juga dapat meningkatkan jumlah senyawa ini dalam makanan. Sementara mereka dapat terbentuk pada suhu apapun, lebih kering dan lebih tinggi pemanasan akan menghasilkan lebih banyak AGE. Perlu dicatat bahwa senyawa ini berbeda dari karsinogen yang dibentuk oleh pemanasan ekstrim seperti pembakaran sampai gosong.
Meskipun penelitian ini masih berlangsung, AGEs dalam diet dipercaya memiliki kontribusi pada kondisi kronis seperti demensia dan sindrom metabolik.
Pembatasan Diet Dapat Mengurangi Kerusakan
Komponen lain dari tikus studi yang terlibat. Ketika mengkonsumsi AGEs berbahaya dalam jumlah yang sama dengan apa yang ditemukan dalam makanan Barat, tikus mengalami masalah dengan fungsi otak mereka mirip seperti yang dialami dengan demensia. Hal ini disertai dengan penurunan jumlah enzim SIRT1 (enzim yang terlibat pada mekanisme pertahanan tubuh) pada darah dan jaringan otak tikus
Di sisi lain, tikus yang diberi makan jumlah AGEs yang lebih rendah tidak memperlihatkan masalah ini. Di masa depan, jenis pembatasan diet dapat mencegah demensia atau paling tidak memperlambat perkembangannya. Para penulis penelitian mengakui bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan.
"Hal ini akan menjadi sangat penting untuk menunjukkan bahwa kita dapat melakukan intervensi khusus untuk jangka waktu yang panjang," kata Vlassara, "dan menunjukkan bahwa kita dapat mempengaruhi baik cara utama , untuk mencegah perkembangan demensia, atau cara sekunder, untuk dapat membalikkan proses.”
Diet Rendah AGE dan Diabetes
Vlassara dan rekan-rekannya telah menunjukkan manfaat dari diet rendah AGE untuk membalikkan resistensi insulin pada penderita diabetes tipe 2. Dia optimis hal ini dapat digunakan untuk mengobati demensia, meskipun tidak jelas apakah otak akan memiliki kapasitas yang sama untuk memulihkan dirinya sendiri saat AGE berkurang dalam diet.
Vlassara mengakui bahwa membuat perubahan besar untuk diet sulit bagi banyak orang. Pendekatan lain adalah mencegah AGEs dalam makanan dari mencapai aliran darah.
"Dalam hal diabetes, misalnya, kita telah mengidentifikasi sebuah faktor obat yang dapat menghalangi penyerapan AGEs dalam usus," katanya, "sehingga kami dapat membuat pengaruh yang sama dengan pengaruh diet rendah AGE, tanpa mengurangi nutrisi.”
Weijing Cai, Jaime Uribarri, Li Zhu, Xue Chen, Shobha Swamy, Zhengshan Zhao, Fabrizio Grosjean, Calogera Simonaro, George A. Kuchel, Michal Schnaider-Beeri, Mark Woodward, Gary E. Striker, and Helen Vlassara Oral glycotoxins are a modifiable cause of dementia and the metabolic syndrome in mice and humans PNAS 2014 ; published ahead of print February 24, 2014.
Silakan akses artikel lengkap melalui tautan di bawah ini: