Relevansi Health Economics di Bidang Kedokteran Komunitas dan Okupasi
PIT VII PERDOKI, 7-8 Desember 2013
Relevansi konsep Health Economics di Indonesia
Penerapan teori dan konsep ilmu ekonomi pada sektor kesehatan memang belum popular di Indonesia. Padahal penerapan konsep ini dapat memberi manfaat yang besar dalam memaksimalkan efisiensi dan tentu saja efektifitas suatu pelayanan kesehatan. Menurut Dr. dr. Astrid Sulistomo, MPH, SpOK dari Departemen Kedokteran Komunitas FKUI, penerapan konsep health economics yang berdasar pada evaluasi ekonomi untuk efisiensi pembiayaan kesehatan dapat lebih mengoptimalkan hasil pengobatan dengan pendanaan yang terbatas.
Menurut Dr Astrid dengan diimplementasikannya program BPJS Kesehatan pada Januari 2014 ini, konsep health economics harus menjadi aspek penting dan tidak bisa dipisahkan dalam pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Di bidang kedokteran komunitas dan kedokteran okupasi, sebenarnya dokter secara mandiri bisa langsung menerapkan evaluasi ekonomi kesehatan dalam meresepkan obat atau produk nutrisi dengan orientasi efisiensi alokasi dan penggunaan sumber daya yang tersedia di jaringan kesehatan masing masing. Dr Astrid mengungkapkan, “seorang dokter perusahaan misalnya, tidak harus selalu meresepkan obat yang paten untuk keluhan kesehatan ringan hanya semata mata karena di cover oleh perusahaan melalui sistem reimbursement, tetapi dengan prinsip health economics, bisa disubstitusi dengan obat lebih murah atau bahkan di tambahkan dengan produk nutrisi untuk mencegah kekambuhan. Ini pendekatan lebih efisien dan ini adalah model pendekatan health economics.”
Health Economics Study Nestle Nutrition Institute
Nestle Nutrition Institute (NNI) di Indonesia saat ini sedang melaksanakan penelitian analisis Health Economics terhadap dampak formula partial hydrolyzed-whey (Phf-W)dalam mencegah kejadian dermatitis atopik pada anak. Penelitian ini melibatkan Dr dr Zakiudin Munasir SpA(K) dari Divisi Alergi Imunologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI sebagai primary investigator dan Dr dr Astrid Sulistomo MPH SpOK sebagai co-investigator untuk aspek epidemiologi dan community medicine analysis. Penelitian serupa juga dilaksanakan secara parallel di Malaysia dan Singapura serta telah selesai dan dipublikasikan di tiga Negara lain dikawasan Asia Pasifik yaitu Thailand, Filipina dan Australia. Hasil studi di Indonesia ini merupakan analisis ekonomi kesehatan pertama di bidang nutrisi yang dilaksanakan di Indonesia.
PIT VII PERDOKI
Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (PERDOKI) mengadakan Pertemuan Ilmiah Tahunan VII pada Sabtu dan Minggu, 7 dan 8 Desember 2013 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Acara ini dihadiri oleh sekitar 350 orang dokter okupasi dari seluruh Indonesia. Dengan mengankat topik “The Role of Occupational Medicine in the era of Universal Coverage in Indonesia”, acara ini membahas mengenai peran pelayanan kedokteran okupasi di era sistem jaminan sosial nasional, pelayanan kedokteran okupasi di fasilitas kesehatan (RS, klinik provider, klinik perusahaan, sektor informal), upaya promotif dan preventif di tempat kerja, serta penelitian terbaru di bidang kedokteran okupasi.
Beberapa pembicara yang hadir sebagai Keynote Speaker adalah Prof. Dr.dr. Akmal Taher, Sp. U (K) yang menyampaikan sambutan dari Menkes, Ibu Woro Ariyandi dari Jamsostek yang menyampaikan materi Jaminan Kesehatan dan Kecelakaan Kerja di Era SJSN, serta Bp. Asharuddin (Kepala Divisi Preventif dan Promotif PT ASKES).
Dalam acara ini, Nestlé Nutrition Institute berpartisipasi dengan menampilkan Dr. dr. Astrid B. Sulistomo, MPH, Sp.Ok yang mempresentasikan Prinsip Health Economic – Pelayanan Kedokteran Okupasi. Beliau membahas apakah intervensi nutrisi dan kesehatan berdampak pada ekonomi. Terkait dengan hal ini, beliau bersama dengan Dr. dr. Zakiudin Munasir, SpA(K) dan Nestlé Nutrition Institute sedang mengadakan penelitian mengenai “Economic aspects in the prevention of atopic dermatitis (AD) using infant formula”.